And The Stories Begin...

assalamualaikum... Pink...??? norak yach? nggak juga kan? :-) page ini sebenernya isenk coba2 bikin... tapi seru juga buat poting tulisan2 icha maupun tulisan orang2 lain yang cha kutip dari buku2 atau dari mana aja deh... sekalian cha belajar nulis. And the stories begin!

Monday, February 07, 2005

"perasaan selayaknya dinikmati bukan untuk dianalisis"

Tulisan ini cha buat di Jakarta bulan Agustus tahun 2003 di millist... he..he.. melanklonis... gara2 baca buku apa yach... lupa euy... tapi intinya sich waktu itu lagi pengen nulis ttg perasaan...

"perasaan selayaknya dinikmati bukan untuk dianalisis"

.. Sebuah kalimat yang baru saja saya baca dihalaman sebuah buku baru-baru ini. Dan akhirnya jari-jemari ini mengajak saya untuk bermain dengan selentingan kalimat diatas, Saya sedang menikmati rasa ini... walau tidak dengan menganalisa...


ada sedikit rasa setuju dengan kalimat diatas, namun ada juga rasa kontra... karena ternyata saya atau mungkin juga anda sering bertanya..."Mengapa bisa...?" kenapa perasaan itu datang tiba-tiba, rasa suka terhadap seseorang, benci, bingung... and some time you could be sentimental person but you dont believe that at least.. or maybe you can laugh with the question "why i can be like that...?"

Secara tidak disadari, alam bawah sadar kita mengajak menganalisa, memutar pikiran dengan satu pertanyaan.."mengapa perasaan itu datang.." we never invite them... isn't it?

Ternyata mau tidak mau, sadar tidak sadar... memang saya atau juga anda akan menganalisa perasaan, apakah itu dari dalam diri saya sendiri, orang lain, dan segala hal di lingkungan sekitar. Dan at least... buat yang sudah diajak pusing, analisis, dengan yang namanya feelings itu akhirnya akan terasa nikmat... dan memang, I've enjoyed it. Kita musti bersyukur telah diajak
Menikmati perjalanan dan permainan akan perasaan. Dan untuk anda yang masih bertanya-tanya akan perasaan yang ada...? Gak ada yang salah.

Perasaan itu anugerah yang memang selayaknya dianalisis dan dinikmati, jadi menurut saya tidak layak kalau cuma hanya dinikmati saja. Karena dengan analisis, kita akan belajar mengendalikan rasa yang ada. Dan anugerah itu memang indah untuk dinikmati. Apalah jadinya hidup tanpa rasa...

Yang saya senangi dengan pelajaran elektronika adalah gelombang sinusoidal.. kenapa? dari sebuah gelombang itu mengingatkan saya akan puncak dan lembah. atas bawah, naik turun, ... lho apa maksudnya?????

Saya jadi ingat ritme kehidupan yang naik turun, ada kalanya kita berada di atas... dan kadang seakan akan terpuruk kehilangan kendali dan putus asa. Namun gelombang tetapberjalan dan membangkitkan diri untuk menuju titik equilibrum... keseimbangan dan terus menerus membentuk proses untuk mencapai keseimbangan.

Terus terag saya benci garis lurus...! tidak ada kesiapan untuk berbelok... dan patah, kaku,... dan saya menyadari dengan gelombang yang naik turun itu, benda yang sangat dibutuhkan adalah stabilizer... kita butuh pembimbing, penstabil... we are pure social human. Mahluk sosial yang butuh manusia lain... yang bermain dengan sejuta paradigma dan sekali lagi " PERASAAN"

Saya pernah diberikan sebuah pernyataan oleh seorang teman laki-laki yang berkata "Wanita itu bermain dengan 9 perasaan dan satu otak"

Saya ingin menyanggahnya... but uncocious... tanpa sadar hal itu memang sulit untuk disanggah... tapi kalau saya diberi kesempatan, saya ingin mengurangi 9 perasaan itu menjai 5, 6 atau 7... setidaknya kaum hawa mendapat bagian otak... saya tidak pernah setuju kalau wanita dibilang tidak punya otak. Bukankah dengan pernyataan 9 perasaan dan satu otak itu secara tidak langsung memvonis wanita itu gak punya otak, gak cocok jadi pemimpin, politik, ahli strategi...
dan kepada kaum adam... saya akan dengan senang hati memberikan 2 atau 3 dari 9 perasaan yang saya miliki, bukannya tidak menikmati perasaan yang saya miliki, tapi saya ingin belajar memakai otak dengan perasaan dan menikmati perasaan dengan otak.

Setidaknya saya tidak menjadi orang yang menikmati kelebihan otak tapi tak berperasaan!

Seorang penyair, dan juga wartawan dari sebuah pulau tempat kedua orang tua saya dilahirkan dan sekaligus kampung halaman bagi saya pernah berkata... " hidup itu bermain dengan rasa" semakin anda bermain dengannya, anda akan semakin kuat dan akhirnya menemukan nikmat dibalik ribuan rasa yang ada. Ibaratkan mencari permen ribuan rasa didalam sebuah gentong dan anda hanya diperbolehkan memasukan tangan kedalamnya tanpa melihat... dan silahkan menikmati rasa dari permen yang anda dapatkan... Unpredictable...!

Dalam sebuah film tepatnya forest gump yang sudah berkali-kali saya tonton... ada sebuah kallimat " hidup itu seperti sekotak coklat yang tertutup rapat... kita gak akan pernah tahu apa yang akan kita dapat" SOmetimes we cry but at least we could laugh tertawa bertanya-tanya kenapa kita bisa menangis seperti itu... Hidup yang berdinamika.

Perasaan itu memang selayaknya dinikmati... seperti menikmati gerakan jemari ini yang seakan bermain dengan rasa didalam jiwa untuk mengungkapkan dan menganalisa akan rasa itu sendiri. PErasaan itu memang selayaknya dinikmati seperti jari jemari yang menari diatas keyboard untuk mengungkapkan berjuta rasa didalam diri manusia. menumpahkan air bah... walau kadang tanpa disadari banjir melanda... tapi berbahagialah... karena rasa itu telah mengalir dan melapangkan dada.

Selamat menikmati tulisan ini... dengan rasa yang terserah anda tidak ada yang menyalahkan apapun yang akan, sedang dan yang telah anda pilih.....!

Chavalera

0 Comments:

Post a Comment

<< Home